WASPADALAH...!!!! WASPADALAH....!!!! KEJAHATAN TERJADI BUKAN HANYA KARNA ADA NIAT PELAKU, TAPI BISA TERJADI KARNA ADA KESEMPATAN


Kisah dari Kota Lumpur Lapindo

Sebuah Catatan dari teman.............

Beberapa waktu lalu, saya sering denger cerita lucu “jokes” tertentu yang membuat nyegir mendengarnya, misalnya cerita tentang tukang roti . Suatu pagi sekali “esuk-suk mruput” seorang tukang roti naik sepeda onthel menjajakan daganganya sambil keliling dengan teriak “ roti..roti” keliling perumahan penuh semangat  tanpa lelah. Disaat mengayuh sekuat tenaga di pertigaan jalan sepedanya tertabrak mobil, alhasil barang daganganya “ambyarrr” berantakan sedang si tukang rotinya tak sadarkan diri.. banyak warga menolong, salah sataunya pak haji. Ketika warga lain membantu merapikan dagangan, pak haji menolong situkang roti sambil memijit-mijit kepalanya dan berbisik “ sadar bang.., nyebut bang..! Nyebut..!” Mata penjual roti mulai “melek” mulutnya mulai bergerak-gerak.. dan ketika sadar langsung teriak “Rotiiiii…………………………!” 
Cerita tersebut menggambarkan bahwa dalam kondisi tertentu “di alam bawah sadar” kadang orang selalu ingat kebiasaan atau kegiatan berulang-ulang untuk mencapai suatu tujuan.
Sedang Cerita ini terjadi dialam nyata, tepatnya dikota lumpur lapindo. Salah Satu AR saya setiap pagi-pagi “esuk mruput” selalu berangkat kerja dengan kendaraan umum dari rumah sekitar jam 5.30 dengan menempuh jarak antara Mojokerto ke Juanda Sidoarjo sekitar 60 km. Hal itu sudah dilakukan dalam waktu hampir 3 tahun (sama bang Toyib 3 kali puasa 3 kali lebaran) hanya bedanya AR saya ini selalu pulang, tidak seperti bang Toyib yang tak pulang-pulang. Minggu lalu adalah hari yang paling diingat  karena pada pagi itu sekitar jam 7.20 tiba-tiba handphone saya bordering disaat persiapan jam 8 ada Rakortas, dengan suara lirih terdengar “ Pak, maaf saya terkena musibah, ojek yang saya tumpangi jatuh, tuuut…..”  hilang suara… coba saya telpon lagi ke AR saya dan dijawab “Pak.. sdh ada yang nolong saya dari PT anu..” hp mati lagi, berhubung mau rakorda maka beberapa AR saya minta datang ke lokasi yang jaraknya sekitar 400m sebelum kantor. Berdasarkan info dari teman AR ternyata sudah dibawa ke RS Mitra oleh Pak Polisi dan salah seorang ibu. Bagaikan sinetron kok ya pas jatuhnya didepan perusahaan yang jadi binaan AR tersebut, sehingga dikenal ibu Liem  yang sering lapor pajak. Dan yang lebih mengejutkan lagi  cerita pak Polisi bahwa ketika melihat AR tersebut  muka ,tangan, dan lututnya penuh darah, niat pak polisi mengantar ke RS malah dijawab “ Pak Polisi tolong antar saya absen ke kantor dulu ya” lha polisi yang tadinya iba jadi agak tersenyum “bu, sms temen aja minta diabsenin” yang menjadi masalah pak polisi ini pasti belum tahu kalo kita pake fingerprint.
Mendengar cerita tersebut saya terhenyak dan berkata dalam hati “duh gusti mugi-mugi mesin absen punya radar dan bisa mengerti niat baik kawan ini” Yah kalo dipikir niat mencapai tujuan sudah 99% perjalanan ( 3 menit  atau 400m lagi sampai kantor) tapi nasib sial datang, padahal ada salah satu hadis “innamal akmalu binniyah” segala sesuau amal sudah dicatat dari niatnya.
Cerita tentang fingerprint berlanjut minggu berikutnya ketika saya melihat breacking News salah satu TV “Jakarta digoyang gempa lagi dari ujung kulon”  Tepatnya pukul 16.57 , saya buru-buru telepon teman Jakarta dan dijawab “benar mas barusan saya di lantai 6 terasa sekali guncanganya, saya langsung lari menyelamatkan diri kaki saya gemeteran, tetapi beberapa teman sambil ketakutan masih antri absen karena waktu kurang 3 menit lagi…..” duuh gusti lagi.. (terbayang gempa padang..#$*)
Saya hanya memandang fingerprint didepan saya sambil berkata dalam hati “sayang kamu cuman benda mati yang tidak bisa maju waktumu meski ada gempa, ngerti dong..! tetapi aku  heran kenapa kamu selalu “dirindukan” orang ya?
Tetapi yang saya garis bawahi disini bahwa ketika orang mempunyai tujuan yang sudah bulat maka sifat “militansi” akan muncul tidak peduli luka dan maut menghadang. Saya selalu berandai semoga  semangat  tersebut tidak hanya sampai mengejar absen namun terus berlanjut sampai  semangat ke setiap pekerjaan yang ditugaskan dan mengejar target yang dibebankan.  
Apalagi ketika kami diajak ikut Rapim Oktober  telah mendapat “diklat kilat”  semangat militansi dari Menkeu dan Dirjen.  Suasana kali ini sangat berbeda karena memang penerimaan kita sangat belum aman. Dan  aura  tersebut  masih mengalir di Rakorsus lokal  dengan dengan diminta pertanggungjawabananya dari kepala kantor, kasi, supervisor sampai masing-masing AR . Bahkan salah satu supervisor sampai berkata “jika target dicanangkan kepada tim kami, ibaratnya pemain bola, kami siap berjuang sampai mati dilapangan” disambut gerr seluruh peserta mencairkan suasana.
 Semoga semangat itu tidak pernah redup. Semoga!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyrigh t © 2009 Nation's children |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net

Usage Rights

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License.This template is free of charge to create a personal blog.You can make changes to the templates to suit your needs.But You must keep the footer links Intact.