ANTIVIRUS DJP

DJP sebelum reformasi birokrasi (salah satu didalamnya ada remunerasi) ibaratnya seperti komputer tanpa antivirus yang terserang virus, berbagai jenis virus menjangkiti komputer itu. File-file yang ada dalam computer itu ibaratnya adalah para pegawai di jajaran DJP.

Reformasi birokrasi di tubuh DJP ibaratnya menginstall antivirus dalam komputer itu, dan Alhamdulillah antivirus itu cukup efektif mengatasi berbagai virus, namun tentu saja hanya orang yang sering menggunakan computer itu yang mengetahui perubahan kinerja computer itu sebelum dan sesudah dipasang antivirus, hanya internal DJP dan orang-orang yang sering berhubungan dengan DJP saja yang dapat merasakan perubahan itu.

Dengan antivirus yang terpasang itu maka dapat dideteksi berbagai jenis virus mulai yang tidak terlalu berbahaya sampai virus yang ganas, serta dapat diketahui file mana yang terinfeksi sehingga berbagai tindakan yang dilakukan oleh antivirus itu pada tiap file berbeda-beda :

1. Ada banyak file yang sehat dan tidak bermasalah, tentu saja file ini tidak perlu dilakukan tindakan apa-apa. Pegawai bersih harus dipertahankan bahkan harus diapresiasi.

2. Ada file yang terinfeksi tapi antivirus itu dapat membersihkannya dengan mudah, maka tentulah file itu tetap dipertahankan. Reformasi birokrasi mereka terima dengan baik dan mereka dengan sukarela meninggalkan keburukan masa lalu.

3. Ada file yang terinfeksi virus ganas dan antivirus tidak mampu membersihkannya, hanya meng-karantina file itu. File itu tetap ada dikomputer tapi dikarantina. Yah pegawai seperti itu tetap ada di DJP tapi system yang telah dibenahi dan dilengkapi antivirus mampu menahannya untuk tidak melakukan kerusakan lebih jauh.

4. Ada juga file yang terinfeksi virus sangat ganas. Antivirus hanya bisa mendeteksi dan hanya bisa merekomendasikan agar file tersebut dihapus karena jika dipertahankan maka DJP yang telah berjuang ke arah lebih baik akan “hang”, “restart melulu” atau bahkan “matot” alias mati total.

Kasus GHT ibarat file no.4 itu tapi sayangnya scanning pada computer itu terlambat, mungkin memang di-seting “manual scan” dan kelupaan terlalu lama gak di scan. Mungkin lebih baik kalau di seting auto scan atau periodic scan. Maklum kalau setingnya manual scan, namanya juga manusia – panggonane lali lan luput. Apa boleh buat demi keamanan file yang lain dan computer keseluruhan file ini harus dihapus.

Hanya saja sayang – namanya juga computer milik public/umum (warnet kali ya) – ada pengguna computer yang sebetulnya sebelumnya gak pernah pakai ini computer, pas lagi pakai rupanya dia tahu computer itu ada virus ganasnya, akhirnya dia cerita kemana-mana kalau computer itu banyak virusnya tanpa pernah berpikir bahwa didalanya banyak sekali file penting yang bersih dari virus dan harus diselamatkan. Cerita itu kemudian terus berantai sehingga orang yang sama sekali tidak pernah pakai computer itu bisa dengan fasihnya ngomong “computer itu penuh virus, antivirusnya gak ada gunanya, mendingan dicabut aja antivirusnya!”

Tentu saja file-file bersih yang ada di computer itu menjadi resah. Bagaimana kalau antivirusnya dicabut? Tentu sangat berbahaya, bisa-bisa virus ganas itu menjalar kemana-mana, file bervirus yang tadinya dikarantina akan lepas dan menggerogoti system. PRAHARA! GORO-GORO!

Aha… andai saja orang-orang itu lebih arif dan bijak tentu sebelum mereka bicara tentang kerusakan atau virus yang ada pada computer itu, terlebih dulu mereka membuka computer itu dan berusaha memahami seluk beluknya, baru kemudian berbicara solusi apa menurutnya yang paling pas. Saya yakin kalau mereka jujur dan arif pasti solusinya bukan “mencabut atau meng-uninstall antivirus” atau bahkan membatalkan untuk memasang antivirus pada computer lain. Cukuplah terus mengupdate antivirus yang sebenarnya sudah cukup efektif itu terus-menerus supaya tidak ketinggalan jaman dan dapat mendeteksi dan mengatasi virus-virus baru.

Mencabut antivirus sama saja membiarkan computer itu menuju kerusakan, sedangkan terus mengupdate antivirus adalah tindakan paling bijaksana untuk mempertahankan computer tetap baik dan bermanfaat bagi banyak orang.

Kepada orang-orang yang mudah mudah menggeneralisir permasalahan dan mudah berbicara tanpa pemahaman terlebih dulu perkenankanlah saya memberi masukan atau nasehat sebagai sesama Muslim atau sesama anak bangsa meskipun rasanya tak pantas diri ini memberi nasihat, bersuber dari Firman Allah pada Surat Al Maidah : 8,

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Kepada semua file yang ada dalam computer…tataplah kita bekerja sesuai fungsi masing-masing dengan tulus dan ikhlas, janganlah berharap untuk “dinilai” baik oleh manusia, relakan hanya Allah sebagai penilai kerja kita! Cegahlah diri dari serangan virus dan bersihkanlah diri segera bila terlanjur terinfeksi dengan taubat dan mengganti kesalahan dengan kebaikan serta dukung file lain yang tulus ingin bersih. Janganlah takut “di scan” karena file yang bersih akan tetap bersih meskipun di scan 100 x. Janganlah berkecil hati hanya karena kasus GHT, computer kita belum tentu lebih buruk dari computer-komputer lain. Janganlah mudah terpancing berkomentar kasar karena ini bukan pembelaan yang baik. Sabar emang lebih baik….

Kepada para pimpinan yang ibaratnya adalah file-fle system, Bapak-bapak adalah penggerak computer ini, kami percaya pimpinan akan mampu memimpin kita semua pada penyelesaian terbaik. Sebaliknya kiranya wajar bila kami juga berharap pimpinan juga menaruh kepercayaan kepada kami. Kita ibarat satu tubuh yang sedang terserang flu tidak hanya kepala saja yang pusing, tapi seluruh badan juga demam.(by mu'thi hasan)